Desa Kasmaran Raih Juara 2 Lomba Desa Tingkat Kabupaten - DESA KASMARAN
KASMARAN – Desa Kasmaran, Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA), meraih peringkat 2 Lomba Desa tingkat Kabupaten yang diselenggaran oleh DPMD Kab. Muba tahun 2023.
Juara Lomba Desa diserahkan oleh Pj. Bupati Musi Banyuasin melalui Dinas DPMD Kabupaten Musi Banyuasin yang diwakili oleh Kabid Pemerintah Desa DPMD Kab. Musi Banyuasin, Selasa (14/11/2023).
Dalam kesempatan ini, Kepala Desa Kasmaran Fahrul Rozi, S.Pd. mengatakan pencapaian Juara 2 ini merupakan hasil dari perjalanan panjang melalui berbagai tahapan seleksi yang dilaksanakan oleh pihak panitia.
“Alhamdulillah setelah dilakukan penilaian dan visitasi pada bulan Juni Tahun 2023, kita Pemerintah Desa Kasmaran berhasil meraih juara dua Lomba Desa Tingkat Kabupaten dengan nilai 456. Perlombaan Desa Tingkat Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan berdasarkan hasil penilaian dan pemeringkatan serta tambahan syarat administrasi berupa memiliki Profil Desa, Peraturan Desa Tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa dan Melaksanakan Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Desa serta Penilaian Kegiatan Pembangunan di Desa selama 2 tahun terakhir”
Terima Kasih atas dukungan semua Perangkat Desa Kasmaran dan Juara 2 Lomba Desa ini kami persembahkan untuk seluruh Masyarakat Desa Kasmaran”, tambahnya.
Kota Malang (MTsN 1) – Adanya wabah Covid 19 tidak mengurangi semangat siswi MTsN 1 Kota Malang mengikuti lomba daring (online). Salah satunya ialah Qonitah Tsaniyah, Siswi Matsanewa kelas 8L, yang berhasil meraih gelar juara 1 dalam lomba mendongeng tingkat provinsi Jawa Timur. Lomba ini diadakan oleh Smanti Education Festival sejak bulan Februari hingga April 2020.
Saat dihubungi pada, Jumat (24/4), Nita, sapaan akrabnya menuturkan bahwa ia begitu senang bisa meraih juara 1 lomba mendongeng tingkat Jawa Timur.
“Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada Pak Yoga dan Mbak Maya yang telah mendukung dan membimbing saya selama ini,” ucapnya singkat.
Yoga Prasetya, selaku pembina lomba mendongeng sekaligus pendiri Organisasi Sastra Matsanewa sangat apresiatif dan bangga terhadap prestasi yang diraih anak didiknya. Hal tersebut karena lomba mendongeng khusus siswa SMP/MTs memang jarang diadakan.
Selain itu, untuk meraih juara dalam lomba mendongeng tidaklah mudah. “Nita adalah salah satu anak didik saya yang punya bakat dan mental yang kuat. Ditunjang dengan semangat latihan yang tinggi dan dukungan dari orang tuanya, alhamdulillah ia bisa meraih juara 1 lomba mendongeng. Harapannya semoga Nita bisa memotivasi siswa lain untuk tidak lelah berkarya dan pantang putus asa,” ujar guru lulusan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang tersebut. (PS)
return generate_breadcrumb();
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
SEMARANG - Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 17 Semarang Hannani Trisima Anjani (15) menjuarai lomba kartun internasional bertajuk "Cartoon Competition on Environmental Protection 2017" di Tiongkok.
"Pengumuman pemenangnya baru kemarin Jumat (23/3). Alhamdulillah, saya bangga bisa membawa nama baik sekolah dan orang tua," kata Hannani yang meraih titel "Bronze Award" kategori pelajar itu, di Semarang, baru-baru ini.
Ia menceritakan kontes kartun tersebut dibuka pendaftarannya pada Desember 2017 dengan mengangkat tema perlindungan terhadap lingkungan dan setidaknya ada 3.000 karya yang masuk dari para kartunis di 34 negara.
Pada ajang tersebut, remaja yang tinggal di Jalan Cempaka Nomor 24, RT 11/RW 7, Srondol Wetan, Banyumanik, Semarang, itu mengirimkan karyanya yang mengangkat isu tentang kekeringan di suatu wilayah.
"Kartun saya menampilkan visual tank yang mampu mengeluarkan air bersih, di depannya ada sejumlah orang mengantre. Idenya, dari negara-negara yang sering kekurangan air, dan juga dilanda perang," katanya.
Akhirnya, kata dia, kedua problematika dan isu dunia, yakni kekeringan dan perang itu digabung dalam satu karya kartunnya yang kemudian dikirimkannya ke ajang yang menjadikannya sebagai juara itu.
Selama ini, Hannani juga kerap mengirimkan karya kartunnya dalam berbagai lomba tingkat internasional dan sering masuk sebagai finalis, namun baru pada ajang kali ini karyanya berhasil memenangkan titel "bronze".
Dari 50 besar kategori pelajar yang mengikuti kontes kartun internasional itu, Hannani juga termasuk paling belia karena para peserta lainnya merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di dunia.
Kepala SMP Negeri 17 Semarang Hariyanto merasa bangga dengan prestasi yang diraih anak didinya tersebut yang diakuinya termasuk siswa berprestasi dengan nilai akademik yang baik di sekolah.
"Makin bangga saya karena Hannani juga juara di tingkat internasional membawa nama Semarang dan Indonesia, tentunya sekolah juga. Ini bisa jadi contoh yang baik untuk adik-adik kelasnya," katanya.
Sementara itu, guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang Suratno mengatakan prestasi siswa merupakan segalanya yang membanggakan sehingga akan terus mengembangkan pembelajaran kartun di sekolah.
Kebetulan, kata dia, saat ini baru sekolahnya yang mengajarkan ekstrakurikuler kartun bekerja sama dengan Gold Pencil dan Union of World Cartoonist (UWC) Indonesia sehingga sekolah lain juga bisa mengikuti.
"Kalau saya jelas bangga kalau generasi muda lebih maju. Sebagai guru kalau muridnya lebih berhasil itu paling menyenangkan dalam hidup," kata pemenang First Prize SICACO 2017 Korea itu.